Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Islamophobia

Istilah Islamophobia sudah tidak asing lagi kita dengar. Di negeri lain, seperti USA, Belanda dan banyak negara lain yang terkena Islamophobia semenjak tragedi 911 di Menara Kembar Whashington DC. Setelah kejadian itu, dunia mengaitkan muslim menjadi penyebab hancurnya gedung tersebut dan disebutlah islam agama teroris. Saat ini, negara dengan mayoritas muslim di bantai, di perkosa, di penjara dan di bom dengan rudal. Namun dunia seolah bunkam. Padahal dalam konflik internasional, para penyerang tidak boleh menyerang anak-anak, wanita, apalagi anggota pers seperti baru-baru ini yang diberitakan bahwa salahsatu pers bernama Mu’ath Amarneh di tembakkan peluru logam oleh zionis israel yang di tembakkan peluru kebagian matanya. Di Indonesia sendiri, mayoritas kaum muslim sudah mulai berhijrah dan belajar mengenai islam. Namun, rasanya bukan masyarakat yang islamophobia melainkan para penguasa. Para penguasa sempat melarang menggunakan Cadar dan Celana Cingkrang. Padahal celana cingkr

Antara kenyamanan dan Kewajiban

        Kenyamanan pada suatu hal memang tak bisa di pungkiri. Namun, ketenangan tak mampu di peroleh dengan sempurna dengan meninggalkan kewajiban. Bekerja Mubah, Berjilbab Wajib !          Seorang muslimah sejati pastilah akan berusaha melaksanakan kewajiban dengan penuh semangat. Namun, tak semua harapan dan keinginan bisa di wujudkan dengan mudah di zaman para kapitalis beradu memangsa negeri ini. Sistem kapitalis mewabah, pada sejumlah aspek kehidupan termasuk perusahaan-perusahaan yang ada di tanah air. Tempat para muslimah juga bekerja namun tak mampu berupaya banyak dalam hal penerapan agama secara Kaffah.  Ironis memang, di zaman modern ini. Saat wanita pun di tuntut untuk berpenghasilan dan ketika menganggur di kira tak produktif. Ketika wanita dari Dimata masyarakat pun harus bekerja sebagaimana lelaki bekerja. Berpenghasilan, menghidupi keluarga. Yah, sekali lagi bekerja Mubah , bukan kewajiban. sedangkan Jilbab adalah pakaian longgar yang tidak terputus, berbentuk te

Ihsanul Amal

Segala perbuatan manusia akan dipertanggung jawabkan kelak di akhirat.  “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (AQS. Al-Isra` : 36). "Tidak henti-hentinya kedua kaki anak-anak Adam (manusia) itu nanti berdiri pada hari kiamat di depan Tuhannya, sehingga ia akan ditanya empat macam perkara yaitu:  1) Umurnya dimana dihabiskan; 2) Masa mudanya untuk apa digunakan;  3) Hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan;  4) Amalan apa yang telah dikerjakan sesuai dengan apa yang diketahui” (HR. Tirmidzi)       Ada 2 syarat di terimanya suatu ibadah, : 1. Niat ikhlas karena Allah Niat merupakan pondasi amal sebagai mana dalam hadis di sebutkan "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).       2. Sesuai dengan syariat Islam      Dalam agama Islam niat yang benar tidak cukup untuk menjadikan suatu perbu