Islamophobia

Istilah Islamophobia sudah tidak asing lagi kita dengar. Di negeri lain, seperti USA, Belanda dan banyak negara lain yang terkena Islamophobia semenjak tragedi 911 di Menara Kembar Whashington DC. Setelah kejadian itu, dunia mengaitkan muslim menjadi penyebab hancurnya gedung tersebut dan disebutlah islam agama teroris.

Saat ini, negara dengan mayoritas muslim di bantai, di perkosa, di penjara dan di bom dengan rudal. Namun dunia seolah bunkam.

Padahal dalam konflik internasional, para penyerang tidak boleh menyerang anak-anak, wanita, apalagi anggota pers seperti baru-baru ini yang diberitakan bahwa salahsatu pers bernama Mu’ath Amarneh di tembakkan peluru logam oleh zionis israel yang di tembakkan peluru kebagian matanya.

Di Indonesia sendiri, mayoritas kaum muslim sudah mulai berhijrah dan belajar mengenai islam. Namun, rasanya bukan masyarakat yang islamophobia melainkan para penguasa. Para penguasa sempat melarang menggunakan Cadar dan Celana Cingkrang. Padahal celana cingkrang syariat islam, cadar pun ada mahzab yang mewajibkan.
Baru-baru ini ada pun anak Presiden pertama RI yang membandingkan Rasulullah dengan Soekarno, bahkan membandingkan antara pancasila dengan Al-Qur'an.
yang paling krusial ketika Menteri Agama juga menolak Ide Khilafah, padahal Indonesia mayoritas beragama islam. Mengapa takut jika di tegakkan?

Alasannya tak lain dan tak bukan karena sistem yang digunakan oleh pemerintah saat ini ialah Sistem kapitalis Sekuler. Sistem ini berdasarkan aturan pemilik modal sedangkan sekuler artinya pemisahan antara agama dan kehidupan. Jadi, segala aturan agama tidak boleh dilaksanakan kecuali ibadah maghdo saja seperti sholat, puasa, zakat, haji yang bisa di lakukan oleh masing-masing pribadi dan tidak merugikan pemerintah. Para ulama di cekal, di larang memberikan tausiah, ceramah. Kajian-kajian pun di bubarkan, hingga menyebarluaskan intel untuk memata-matai kegiatan kajian, baik di mesjid maupun di teras-teras rumah tempat para musrif /musyrifah dan orang ngaji sedang menerima materi. Ini fakta, bukan rekayasa.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. (QS. Al Hujurat [49]: 10).

Melihat fakta ini, apa yang bisa kita lakukan?

Melihat saudara muslim di Yaman Kelaparan
Kaum muslim di uighur di penjara di kamp konsentrasi, di cuci otaknya, muslimahnya di berikan pil agar tidak haid sebagaimana fitrah wanita..
Kaum muslim Palestina di lempari rudal demi mempertahankan mesjid Al-Aqsa, kiblat pertama kaum muslim,
Apatah lagi kaum muslim yang ada di Suriah, Afghanistan, Rohingya dan negara muslim lainnya

Apa yang kan hendak disampaikan kepada Allah, jika sedetik kemudian ia memanggil kita pulang ke rahmatullah ?

Maka dari berbagai problematika umat, hendaknya kita belajar agama islam, menerapkan syariah islam secara kaffah (total), kemudian mendakwahkannya ke seluruh masyarakat agar mereka juga paham dengan islam yang sebenarnya, islam agama rahmatan lil alamin.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam “silm” keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Al-Baqarah : 208)


Saat ini memang kita berada dalam fase ke 4, sebagaimana dalam hadis nabi:


Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya.
Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam,” (HR. Imam Ahmad).
Hadis diatas diriwayatkan Ahmad, 4/273, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 5).
Dari hadis tersebut, jelas dijelaskan bahwa fase hidup manusia dibagi atas lima zaman.
 Pertama, zaman Nubuwwah. Yakni, zaman kenabian. Diawali dari zaman Nabi Adam Alaihis Salam sampai baginda Nabi Muhammad ﷺ.
Kedua, zaman Khilafah l. Yakni, pada masa ini kepemimpinan dipegang oleh sahabat-sahabat Nabi. Yaitu, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra.
Ketiga, zaman Al-Mulk (kerajaan). Pada masa ini ditandai dengan berakhir/ runtuhnya Dinasti Utsmani di Turki pada tahhun 1924. Jika di Indonesia Majapahit, Sriwijaya, Galu dan sebagainya.
Keempat, zaman Jababiro. Yakni, zaman kebebasan maksiat dimana-mana. Fitnah-fitnah bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin. Orang-orang yang tidak cakap/dzalim menjadi penguasa (pemimpin). Jumlah ummat Islam banyak tetapi bagaikan buih di atas laut (sedikit yang berjihad untuk membela Islam).
Kelima, zaman Khilafah ll. Zaman yang mana suasana seperti pada zaman Rasulullah ﷺ. Nanti umat Islam akan dipimpin Imam Mahdi. Tetapi, hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun. Pada zaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa Alaihis Salam juga muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islamkan orang-orang Nashrani. []
       Dengan segala keterbatasan yang mampu kita lakukan untuk membantu kaum muslim di negara lain, dan negara sendiri maka kita perlu mewujudkan cita-cita islam yakni Khilafah, sebagai perisai untuk melindungi hak-hak kaum muslim.
Jadikanlah diri kita bagian dari Dakwah, bagian dari kaum muslim yang peduli dengan muslim yang lain, jadikanlah bagian diri kita bagian dari pejuang jihad dengan ilmu, dengan materi dan apapun yang bisa lakukan untuk menolong agama Allah. Beberapa hadist di bawah ini, untuk menguatkan kita tentang persaudaraan kaum muslim

"Perumpamaan seorang Muslim (dengan Muslim lainnya) dalam hal cinta kasih dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila (ada) salah satu bagian tubuhnya menderita (sakit), maka (akan dirasakan) oleh seluruh bagian tubuh lainnya dengan panas dan demam, (HR Bukhari dan Muslim).

 Ibn Umar ra menuturkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa saja yang menghilangkan suatu kesulitan dari seorang Muslim, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitan bagi dirinya di antara berbagai kesulitan pada Hari Kiamat kelak. Siapa saja yang menutupi aib seorang Muslim, Allah pasti akan menutupi aibnya pada Hari Kiamat nanti.” (Muttafaq a’laih).
 “Barangsiapa yang pada pagi harinya hasrat dunianya lebih besar maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka itu tidak ada apa-apanya di sisi Allah, dan barang siapa yang tidak perhatian dengan urusan kaum muslimin semuanya maka dia bukan golongan mereka” (HR. Al-Hakim dan Baihaqi).

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.



Referensi  dari : 
Buku Nidzomul Islam (Peraturan Hidup dalam Islam)

https://zamharirmunawar.wordpress.com/2016/04/25/hati-yang-keras-dan-tidak-peduli-pada-ummat/


https://www.hidayatullah.com/berita/palestina-terkini/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Karena Nasionalisme

We Need Khilafah