Hal yang Kusukai di Morowali

Assalamu'alaikum pemirsaaa

Jumpa lagi dengan saya Ira Rahmatia..
Yup, lama banget nggak nulis di blog sendiri gara-gara berkelana ntah dimana hehe

Oh iya, hari ini saya tidak begitu sibuk dengan pekerjaan jadi mau bahas-bahas bagaimana saya hidup di Morowali 

Bicara tentang Morowali ini, begitu banyak kesan bagi setiap orang yang tinggal di daerah ini.
saya sendiri mengakui, awal tinggal disini jaringan tidak bagus, listrik-mati nyala, jalanan masih amburadul. Itu sekitar Oktober tahun 2018. Namun, hal yang indah pula karena jalanan bersampingan langsung dengan laut, jadi jika saya off, saya biasa pergi jalan-jalan ke arah labota. Disana dulu masih ada pantai, pasirnya masih bersih, dan pemandangannya cantik bisa melihat pulau-pulau kecil dari kejauhan.

Oh iya, saat itu saya sangat sering kesana untuk healing, sekalgus antar paketan celana outdoor yang saya jual. Namun, saat ini lokasi itu sudah berubah menjadi Jetty perusahaan baru, dan tempat jalan-jalanku berubah.

Selain pantainya yang indah, lingkunganku pun banyak berubah. Saya mengikuti kajian di Muslimah Hijrah Morowali, sehingga banyak bertemu dengan akhwat yang masyaallah. 

Karena Muslimah Hijrah Morowali itu bagaikan komunitas jadi ada agenda yang biasa kami laksanakan disetiap bulannya. Dan itu membuat kami bisa mempererat tali silaturahmi satu dengan lainnya, dari komunitas itu pula alhamdulillah saya bisa istiqomah hingga sekarang dan Insyaallah semoga Allah selalu menjaga saya berjalan menuju surga-Nya. 

Oh iya, ku perkenalkan beberapa orang yang menginspirasiku selama disini, yang pertama sahabat ku sendiri, Irmawati. Yah, dia adalah partner sekaligus sahabat dan kadang serasa lebih dari itu. Sedari kuliah kami selalu bersama, dari PKL hingga mengerjakan Tugas Akhir dan di Morowali ini kami bertetangga.

Kami berdua banyak merasakan manis asinnya hidup bersama di awal-awal tinggal di Bahodopi, mulai dari bisnis bareng dan melaksanakan pekerjaan rumah lainnya. Dia selalu menegurku ketika salah, yang walaupun kadang saya tak suka mengikuti aturannya. 

Kemudian, saya mengajaknya mengkiuti kajian, dan lama-lama ia pun hijrah dan kini menggunakan cadar hehe, suatu perubahan yang sangat besar menurutku. Dari dia saya belajar banyak, bahwa kebenaran itu harus diucapkan walau memang kadang menyakitkan, kita harus menjadi sahabat  yang menjaga sahabat kita dari hal-hal yang bisa merusak hidupnya, terus mengingatkannnya walau yah kita tahu ia tidak terlalu mengindahkannya.

*****

Kedua, saya bertemu sosok yang tangguh dalam dakwah, namanya Dian Afiyanti Ilyas. Oh iya, hingga saat ini saya masih merasa bersalah padanya karena suatu masa saya pernah mengatakan saya "cape" mengikuti agenda dakwah yang sangat banyak.

Dan hal itu tentu melukai hatinya.

Dan setelah lama kejadian itu, saya berusaha merubah diri menjadi lebih baik, dan kini saya merasakan bagaimana manisnya jalan dakwah ini, dan sungguh tak etis mengucapkan kata lelah dalam menjalaninya. Mungkin, celaan saya dulu karena saking anehnya dia gigih berjuang di jalan dakwah sedang kami yang lainnya tak sanggup mengikuti pergerakannya hingga saya mendapatkan "Karma", rasa-rasanya sayapun  mengikuti jejaknya. Walau mungkin levelnya masih sangat jauh tertinggal.

*****
Ketiga, saya bertemu dengan salah satu mualaf. Pada akhir 2018 saya menjadi salah satu saksi atas keIslamannya. Darinya, saya merasa bersyukur telah dilahirkan oleh orangtua muslim, dan tidak perlu lagi berjuang melawan kehendak orangtua sendiri, dan keyakinan yang telah mendarah daging.

Oh iya, saat ini ia menjadi partnerku dalam menulis. Rasanya tiada duanya memiliki sahabat dalam keimanan dan skill yang sama. Bisa saling menyuport satu dengan yang lainnya.


*****

Di Morowali ini saya juga banyak bertemu muslimah-muslimah tangguh lainnya yang sedari bekerja seharian harus meluangkan waktu lagi dimalam hari untuk mengkaji Islam dan juga membagikan ilmunya pada orang lain. 

Dan, saya merasakan benar-benar mendapatkan "The Real Friend", teman dalam suka maupun duka, teman yang selalu mengajak pada kebaikan. Bagi kamu, yang ingin merasakan hal yang sama, dan mau bergabung menjadi bagian dari salah satu komunitas Muslimah Hijrah Morowali, DM saya saja yaaaa di @Rahmatiaira...

Wa'alaikumussalam


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Karena Nasionalisme

We Need Khilafah